Dapatkan Hole in One, Richelle Kaget Luar Biasa

Published on December 22, 2023

Richelle saat melakukan swing (Dok : Pri)

Momen turnamen Jotosen beberapa  waktu lalu di Bukit Darmo Golf (BDG) Surabaya, menjadi kenangan yang luar biasa bagi Zephania Henrichelle Nabasa Saktianto. Pasalnya, diluar dugaan Siswi SD Kristen Petra 7, Surabaya ini mendapatkan hole in one pertamanya tepatnya di hole 12.

 

Richelle (sapaan akrabnya) sungguh kaget luar biasa. Ia seakan tak percaya bola yang dipukulnya langsung masuk seketika ke dalam hole. “Awalnya ia dibantu dengan mbak caddynya mencari di sekitar hole, namun tak kunjung ketemu. Setelah di cek ternyata bolanya masuk ke dalam hole. Dan Richelle mendapatkan hole in one pertamanya,” ujar sang Ibunda Rugun Lamria Parasian Simatupang.

 

Tentu saja, lanjut sang Ibunda, momen ini menjadi pelecut semangat bagi Richelle untuk dapat bermain golf lebih bagus lagi. Bahkan semangatnya untuk belajar golf lebih besar lagi setelah mendapatkan hole in one.

 

Richelle sendiri menunjukkan bakat golfnya sejak tahun 2021, saat usia 7 tahun. Saat itu keluarganya pindah dari Jakarta ke Balikpapan dan sedang pandemi sehingga hampir semua tempat publik dan fasilitas olahraga ditutup. “Kami tinggal di komplek kantor dimana ada fasilitas driving range, Richelle saya ajak ketika saya berlatih di driving range dekat komplek rumah. Beberapa kali dia mencoba dan akhirnya kami coba belikan stick golf sesuai usianya. Dan ternyata dia suka dan nyaman melakukannya,” tambah sang Ibunda.

 

Richelle saat mendapatkan hole in one di hole 12 Bukit Darmo Golf (BDG) Surabaya

Agar mendapatkan pelatihan secara maksimal, akhirnya  kedua orang tua Richelle menyewa jasa coach untuk berlatih driving, short game (chipping & putting) dan turun lapangan setiap minggu. Di rumah pun Richelle setiap malam putting menggunakan putting mat dan juga berlatih swing.

Menurut Richelle, golf sangat menyenangkan karena dapat melatih kesabaran misalnya bola tidak masuk, kita tidak boleh emosi. Selain itu, golf juga mengajarkan logika misal di depan ada air maka bola harus diarahkan kemana dulu. Selain itu golf juga melatih stamina bagaimana maintain endurance. Selain itu Richelle juga rajin mengikuti turnamen minimal 1 kali dalam satu bulan agar jam terbang bertambah.

 

Lantas, bagaimana pula cara Richelle membagi waktu antara bermain golf, main dan sekolah? Sang Ibundapun menambahkan bahwa sekolah tetap yang utama. Latihan dilaksanakan sepulang sekolah atau weekend. Jika ada turnamen di hari sekolah, Richelle izin dan sejauh ini sekolah juga mendukung. Keinginan Richelle untuk menjadi atletpun, mendapat dukungan sepenuhnya dari kedua orang tua.

 

“Golf sangat bagus untuk membentuk karakter anak. Sekalipun tidak jadi atlet, karakter dan attitude yang terbentuk sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari seperti kesabaran, ketekunan, pengendalian diri, kematangan emosi, strategi, logika, kesopanan dan lain-lain.  Anak-anak itu cepat belajar, jadi jika mereka menunjukkan minat terhadap golf bisa dicoba untuk difasilitasi dengan latihan rutin sehingga bisa terlihat bakatnya sedini mungkin,” pungkasnya. (SA-1)